Manusia itu aneh, meskipun bergelimang dosa, ia masih ingin dicintai dan dibuai kasih sayang. Walaupun sepak terjangnya berkali-kali menabrak rambu-rambu Tuhan, ia tidak ingin diusir dari pelataran kasih sayangnya dan dilepas dari dekapan cintanya. Itulah kodrat manusia yang senantiasa ingin dilindungi dan disapa.
Namun akhirnya ia sadar dan tobat. Ia rindu dan haus dengan kasih sayangnya. Untuk memuaskan dahaga jiwanya, manusia mengembara, meretas liku-liku jalan, menebus kesalahan-kesalahannya, dan kemudian berusaha merengkuh sumber kasih sayang.
Itulah impian para pendosa yang bertobat yang menjadi jalan kaum sufi. Jalan itu lebih harum ketimbang minyak kasturi, lebih mempercepat sampai ketujuan ketimbang kilatan cahaya, dan lebih mengasyikkan ketimbang bercengkerama dengan gadis-gadis jelita. Lantas bisikan siapakah yang dapat menuntunnya ? bisikan jalan sufi. Suara nurani kaum sufi yang membisikan suara Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment